• Posted by : Dewi Susanti Selasa, 14 Maret 2017

    Pengaruh Ilmu Alam Dasar (IAD) Terhadap Kualitas Kinerja Akuntan Dalam Menyusun Anggaran


    Oleh :
    Dewi Susanti  (16080694004)
    S1AK16B



    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
    Februari 2017

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Dalam rangka ikut berperan serta menunjang proses perkuliahan, kami penyusun dapat menyelesaikan sebuah karya dalam bentuk makalah sebagai pelengkap tugas mata kuliah Ilmu Alam Dasar. Makalah ini bertujuan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, serta bertanggungjawab, dinamis dan berkesinambungan dalam memahami hubungan Ilmu Alam Dasar dengan Akuntansi.
    Kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyusun makalah ini yang telah banyak memberi kontribusi kepada kami.
    Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa makalah ini memilikikekurangan baik dalam segi penulisan maupun penyusunan kata, kiranya semua pihak yang menggunakannya memberikan sumbangsih pemikiran demi kesempurnaan makalah ini.

    Surabaya, 20 Februari 2016



    Penyusun




     BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Pada perkembangan globalisasi ini tentunya akan smakin berkembang pula kebutuhan manusia akan sesuatu. Ilmu Alam Dasar merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam perkembangan globalisasi. Dalam berbagai bidang, Ilmu Alam Dasar selalu memberikan kontribusi yang besar terhadap kemajuan sains dan teknologi, terutama berpengaruh terhadap bidang Akuntansi. Ilmu Alam Dasar sangat dibutuhkan untuk memecahkan berbagai masalah dan penemuan penting di dunia. Hal ini tidak lepas dari peran Ilmu Alam Dasar yang memiliki fungsi tertentu untuk membawa manusia menuju kemajuan yang pesat, salah satunya dengan membawa perkembangan besar dalam dunia akuntansi yang salahsatunya dalam hal menyusun anggaran akan lebih efisien, efektif, dan lebih akurat.
    Teknologi merupakan penemuan yang dihasilkan dari ilmu alam dasar semakin berjalannya waktu teknologi didunia ini semakin canggih, betapa canggihnya teknologi dapat menguasai semua bidang, salah satunya akuntansi dengan adanya teknologi mempengaruhi kinerja akuntan, karena dapat mempermudah dalam membuat anggaran dan meminimalisir kesalahahan. Hal tersebut yang sangat dibutuhkan oleh pihak manejer untuk mengambil sebuah keputusan  dan memberikan informasi untuk pihak luar seperti inversor. Akuntan bertugas menyajikan data untuk di informasikan ke beberapa pihak apabila seorang akuntan berhasil menyajikan data yang baik dan dapat menarik para investor itu merupakan kinerja yang baik seorang akuntan. Kinerja yang baik perlu yang namanya proses,dan proses tersebutlah yang sama halnya dengan ilmu alam dasar. Adanya proses pengolahan, pengklasifikasian, sampai proses pelaporan, proses tersebut sama halnya yang dilakukan peneliti-peneliti untuk mengembangkan ilmu alam dasar.
    1.2 Rumusan Masalah
    1.      Apa yang dimaksud ilmu alam dasar dan ilmu akuntansi?
    2.      Apa tujuan dan fungsi mata kuliah ilmu alam dasar diajarkan pada jurusan akuntansi?
    3.      Apa keterkaitan dan pengaruh ilmua alam dasar dengan penyusun anggaran?
    4.      Bagaimana dengan sistem perencanaan dan penganggaran di Indonesia?


    1.3    Tujuan
    Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Alam Dasar serta untuk  menambah wawasan dan ilmu tentang hubungan ilmu alam dasar dengan bidang lain terutama akuntansi.

    BAB I
    PEMBAHASAN

    A.  Pengertian Ilmu alam dasar dan ilmu Akuntansi 
    Ilmu alam dasar atau sering disebut natural science merupakan ilmu pengetahuan yang menjelaskan tentang gejala-gejala alam semesta termasuk dimuka bumi ini. Sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Menurut Abdullah Aly dan Eny Rahma (2006:V) “Ilmu Alamiah Dasar adalah kumpulan ilmu pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknonogi”
    Definisi Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa( (mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan mengikhtisarkan) kejadian atau transaksi ekonomi yang menghasilkan informasi kuantitatif terutama bersifat keuangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan (Amin. W, 1997).

    B.     Tujuan dan fungsi mata kuliah ilmu alam dasar diajarkan dijurusan akuntansi
    Tujuan mempelajari sains dasar ini adalah mengetahui semua perilaku alam semesta yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Secara garis besar rumusan tujuan sebagai berikut:
    1.      Meningkatkan kesadaran tentang keterkaitan antara kehidupan manusia dan alam dan lingkungan.
    Disini ilmu alam dasar mengajarkan kepada mahasiswa akuntansi bahwa bukan hanya membuat laporan keuangan atau membuat anggaran dengan biaya sedikit dan dapat memperolah keuntugan yang banyak, disini ilmu alam dasar mengajarkan untuk mendapatk margin yang besar perlu kesadaran bahwa manusia dan alam itu terkait, bagaimana kita bisa mengeksplor alam untuk mendapatkan margin yang tinggi tetapi dikemudian hari sumber daya alam sudah habis. Jadi harus selaran untuk mendapat margin yang tinggi seorang perlu memperhatikan lingkungannya.
    2.      Meningkatkan wawasan tentang alam dan lingkungan yang memberikan kekuatan bagi sumber-sumber kemakmuran.
    Dengan adanya ilmu alam dasar memberikan wawasan bahwa lingkungn merupakan sumber kemakmuran, dapat disimpulkan adanya keterkaitan antara ilmu alam dasar dengan ekonomi terutama akuntansi, mahasiswa akuntansi harus memiliki wawasan tentang ilmu alam dasar sebagai bekal menjadi akuntan.
    3.      Meningkatkan kecintaan akan sumber-sumber alam dan lingkungan.
    Mahasiswa akuntan harus peka terhadap lingkungan, mencintai lingkungan, karena lingkungan merupakan tempat tinggal manusia. Contoh seorang akuntan harus memasukkan biaya lingkunga kedalam laporan keuangan, hal tersebut merupakan cerminan kecintaanya pada lingkungan dan alam
    .
    C.      Keterkaitan dan pengaruh Ilmu Alam dasar dengan penyusun anggaran.
    Pada mulanya lahirnya ilmu alam dasar melalui proses yang panjang, karena sifatnya yang alami perlu pengelolahan dan proses untuk berkembang menjadi menjadi lebih baik, sama halnya dengan ilmu akuntansi memerlukan proses pengumpulan dan pengelolahan data agar medapat perhitungan yang akurat. Ilmu alam dasar semakin lama semakin berkembang salah satunya IPTEK yang semakin canggih tidak menutup kemungkinan seorang akuntan harus mempelajari hal tersebut, untuk mempermudah pekerjaannya, seorang akuntan harus mengikuti perkembangan hal tersebut karena berdampak positif salah satunya dalam menyusun sebuah anggaran akan lebih efektif dan efisien, dibandingkan manual menggunakan kertas akan membutuhkan waktu yang lama, memperbanyak pengeluaran perusahaan, dan berkurangnya SDA. Karena itu untuk mendapatkan kualitas kinerja yang baik seorang akuntan dalam menyusun anggaran perlu belajar ilmu alam dasar sebagai penunjang pekerjaannya.
    Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif, umumnya dalam bentuk satuan uang,untuk jangka waktu tertentu. Anggran memuat tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yang penyusunannya biasanya berdasarkan setiap pusat pertanggung jawaban yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan. Ilmu alam dasar dapat mempengaruhi kinerja seorang akuntan dalam menyusun anggaran. akuntansi adalah kegiatan mencatat, mengklasifikasi, mengolah, dan menyajikan laporan, akuntansi digunakan dihampir seluruh kegiatan dunia bisnis untuk pengambilan keputusaan. Akuntansi dan ilmu alam dasar keduanya saling berhubungan dimana keduanya merupakan ilmu yang berhubungan dengan menghitung angka dan variabel. Seorang akuntan harus memiliki pengetahuan yang luas terutama tentang ilmu alam dasar karena sangat dibutuhkan dalam menyusun anggaran dimana dalam menyusunnya seorang perlu melihat keadaan sesungguhnya yang terjadi dialam  bukan  sekedar menyusun anggaran tanpa melihat alam sekitarnya nantinya akan terjadi anggaran tidak berjalan sesuai dengan perhitungan sebelum oleh karena itu akan mempengaruhi kualitas kinerja seorang akuntan saat pengambilan keputusan kinerja akuntan sangat dipertaruhkan.
    Kaitanya akuntansi dengan ilmu alam dasar dalam menyusun anggaran seorang akuntan perlu melihat gejala- gejala alam disekitarnya, misalnya musim, musim pasti berganti ini terlihat dari adanya 4 musin dibumi ini, yaitu hujan, kemarau, semi, dan dingin. Untuk menyusun anggaran akuntan perlu melihat gejala alam satu bulan kedepan, dua bulan kedepan atau beberapa bulan kedepan bagaimana musimnya?karena musim sangat mempengaruhi bisnis perusahaan untuk itu anggaran harus disesuaikan kedepannya agar anggaran tersebut akurat. Contohnya seorang akuntan menyusun anggaran untuk listik setiap bulannya 5 jt untuk bulan februari tanpa ada pembiayaan lain untuk listrik, ternyata anggaran tesebut tidak sesuai karena pada bulan februari sering terjadi hujan deras yang mengakibatkan listrik mati, sehingga pengeluaran membengkak untuk listrik 3 jt, karena menggunakan genset terdapat tambahan 3 jt, dan biaya  perbaikan listrik sebanyak 2jt total 8 jt, hal tersebut tidak sesuai dengan anggaran. apabila anggaran tersebut tidak sesuai maka akan mempengaruhi kinerja kinerja akuntan dalam menyusun anggaran.ketidak sesuaian anggaran dikarenakan tidak memahami kodisi alam sekitar, pengeluaran perusahaan tidak terduga akan semakin banyak dengan biaya lain-lain yang tidak dianggarkan sebelumnya.
    Dalam bidang akuntansi, dimana secara alamiah sebuah perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin, untuk itu perusahaan perlu membuat anggaran beban seminimal mungkin dengan cara mengolah semua informasi tentang ilmu alam dasar dengan mengaitkan sebuah anggaran, untuk mendapat hasil yang diinginkan biaya-biaya yang tidak perlu dimasukkan dapat diganti dengan sebuah alat yang dikembangkan oleh ilmu alam dasar contohnya pengguaan kertas datau dokumen-dokumen dapat diganti dengan komputer sehingga biaya yang dibebankan akan sedikit, nantinya akan mempengaruhi produktifitas sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan akan maksimal, hasil kinerja tersebut hanya dimiliki oleh seorang akuntan yang memiliki wawasan tentang ilmu alam dasar, yang menggabungkan perhitungan ilmu alam dasar dalam menyusun anggaran biaya yang dibebankan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Dari hal tersebut dapat tercermin kinerja seorang akuntan dari wawasan yang dimiliki. Akuntansi tanpa ilmualam dasar yang menunjang tidak akan menjadi sempurna hasilnya
    D.      Sistem perencanaan dan penganggaran di Indonesia
    Sistem perencanaan dan penganggaran di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan dalam penerapannya. Dari mulai menggunakan pendekatan tradisional hingga menjadi penganggaran berbasis kinerja (PBK). Perubahan ini ditandai dengan lahirnya beberapa Undang-Undang (UU), yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, serta UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
    Dalam rangka penerapan PBK, Kementerian Keuangan selaku Chief Financial Officer (CFO) menerbitkan beberapa peraturan tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran lingkup K/L yang berorientasi kinerja. Upaya perbaikan pun terus dilakukan oleh Kementerian Keuangan selaku CFO, salah satunya melalui penataan arsitektur dan informasi kinerja. Penataan yang dilakukan tersebut bertujuan memperkuat pondasi sistem penganggaran berbasis kinerja. Selain berperan sebagai CFO, Kementerian Keuangan selaku Chied Operational Officer (COO) juga terus berupaya mengimplementasikan PBK dalam proses perencanaan anggaran dengan cara melakukan benchmarking terkait penerapan reformasi pengelolaan keuangan publik untuk mendapatkan best practices yang berstandar internasional. Selain itu penerapan Balanced Scorecard (BSC) sebagai Strategic Managerial tools menjadi nilai tambah dalam penetapan indikator kinerja. Harmonisasi antara PBK dan BSC diharapkan dapat menciptakan perencanaan dan penganggaran yang berkualitas.
    Perencanaan dan Penganggaran Berkualitas
    Tiga cara penyusunan perencanaan dan penganggaran agar berkualitas adalah sebagai  berikut :
    1.      Selaraskan proses penganggaran dengan perencanaan serta tata kelola organisasi. Keselarasan dapat terwujud melalui integrasi penganggaran dengan perencanaan sesuai dengan tata kelola kinerja organisasi dan arsitektur anggaran serta melibatkan secara aktif para pemangku kepentingan;
    2.      Terapkan perencanaan dan penganggaran yang komprehensif melalui koordinasi serta quality assurance yang efektif. Selain itu diperlukan keterlibatan dan komitmen pimpinan tertinggi dalam merencanakan dan melaksanakan anggaran;
    3.      Lakukan monitoring dan evaluasi dalam rangka penganggaran berbasis kinerja dengan fokus pada biaya, waktu, dan kinerja.
    Proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian Keuangan (BA 015) merupakan tanggung jawab seluruh Unit Eselon I. Pada pelaksanaannya Sekretaris Jenderal menjadi internal advisor dan koordinator dalam melakukan proses perencanaan dan penganggaran antara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Aparat Pemeriksa Internal Pemerintah (APIP) Inspektorat Jenderal, dan Unit Eselon I. Proses tersebut tentunya harus melibatkan para pemangku kepentingan terkait agar dapat berkontribusi secara efektif. Dengan begitu, para pemangku kepentingan akan mampu merencanakan sekaligus memastikan proses penganggaran disusun secara konsisten. Selain itu, kebijakan anggaran akan membantu para pemangku kepentingan dalam menentukan anggaran-anggaran yang bersifat prioritas.
    Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) merupakan pendekatan sistem perencanaan penganggaran belanja negara yang menunjukkan secara jelas keterkaitan antara lokasi pendanaan dan kinerja yang diharapkan atas alokasi belanja tersebut, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja. PBK dirancang untuk menciptakan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas dalam pemanfaatan anggaran belanja publik dengan output dan outcome  yang jelas sesuai dengan prioritas nasional sehingga semua anggaran yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada masyarakat luas (tax payers)..
    Anggaran Berbasis Lingkungan Hidup berdasarkan ps 45, UU PPLH
    ·           Pemerintah dan DPR RI serta pemerintah daerah dan DPRD wajib mengalokasikan anggaran yang memadai untuk membiayai:
    o  Kegiatan perlindungan dan pengelolaan LH,
    o  Program pembangunan yang berwawasan LH
    ·           Pemerintah wajib mengalokasikan anggaran dana alokasi khusus LH yang memadai untuk diberikan kepada daerah yang memiliki kinerja perlindungan dan pengelolaan LH yang baik
    ·           Selain ketentuan tersebut dalam rangka pemulihan kondisi LH yang kualitasnya telah mengalami pencemaran/kerusakan pada saat UU ini ditetapkan, pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggaran untuk pemulihan LH.
    Analisis Resiko Lingkungan berdasarkan ps 47, UU PPLH
    ·       Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap LH, ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan, dan/atau kesehatan dan keselamatan manusia wajib melakukan analisis risiko LH;
    ·       Analisis risiko LH sebagaimana dimaksud meliputi:
    o   Pengkajian resiko;
    o   Pengelolaan resiko; dan/atau
    o   Komunikasi resiko.
    ·       Ketentuan lebih lanjut mengenai analisis risiko LH diatur dalam Peraturan Pemerintah
    Audit Lingkungan Hidup berdasarkan ps 48-52, UU PPLH
    ·       Pemerintah mendorong penanggungjawab usaha / kegiatan untuk melakukan audit LH dalam rangka meningkatkan kinerja LH
    ·       Menteri mewajibkan audit LH kepada:
    o   usaha/kegiatan tertentu yang berisiko tinggi terhadap LH, dan/atau
    o   Penanggung jawab usaha/kegiatan yang menunjukkan ketidak taatan terhadap peraturan perundang-undangan
    ·       Penanggung jawab usaha/kegiatan wajib melaksanakan audit LH
    ·       Pelaksanaan audit LH terhadap kegiatan tertentu yang berisiko tinggi dilakukan secara berkala.
    Sistem penganggaran yang berbasis kinerja (Performance Based Budgeting) merupakan sistem yang saat ini berkembang pesat dan banyak dipakai oleh negara-negara maju di dunia sebagai pengganti sistem penganggaran lama yaitu sistem Line Item Budgeting (Bastian,2006:170). Robinson and Last (2009) menyatakan performance-based budgeting bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengeluaran publik dengan mengaitkan pendanaan organisasi sektor publik dengan hasil yang dicapai dengan penggunaan informasi kinerja secara sistematik. Carter (1994), seperti dikutip Young (2003), menyatakan performance budget menggunakan pernyataan misi, tujuan dan sasaran untuk menjelaskan mengapa uang dikeluarkan. Penetapan misi, tujuan dan sasaran ini merupakan cara untuk mengalokasikan sumber daya untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu berdasarkan tujuan-tujuan program dan hasil-hasil yang terukur. Performance budgeting dibedakan dari pendekatan tradisional karena berfokus pada hasil dari pengeluaran yang dilakukan, bukannya jumlah uang yang dikeluarkan.
    Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penganggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting) merupakan suatu pendekatan sistematis dalam penyusunan anggaran yang mengaitkan pengeluaran yang dilakukan organisasi sektor publik dengan kinerja yang dihasilkannya dengan menggunakan informasi kinerja. Performance budgeting mengalokasikan sumber daya pada program, bukan unit organisasi semata, dan memakai output measurement sebagai indikator kinerja organisasi. Pengkaitan biaya dengan output organisasi merupakan bagian integral dalam berkas atau dokumen anggaran. Sejalan dengan pengertian dan tujuannya, Robinson dan Last (2009) menyatakan persyaratan mendasar dalam penerapan bentuk sederhana penganggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting), adalah:
    1. Informasi mengenai sasaran dan hasil dari pengeluaran pemerintah dalam bentuk indikator kinerja dan evaluasi program sederhana, dan
    2. Proses penyusunan anggaran yang dirangcang untuk menfasilitasi penggunaan informasi tersebut.
    Hal ini, seperti yang dinyatakan Hou (2010), menunjukkan bahwa desain dari performance-based budgeting didasarkan pada pemikiran bahwa memasukan ukuran kinerja dalam anggaran akan mempermudah pemantauan terhadap program untuk melihat seberapa baik pemerintah telah mencapai outcome yang dijanjikan dan diinginkan.
    Sejalan dengan Robinson dan Last, Young (2003) menyatakan 4 (empat) karakteristik performance-based budgeting.
    1. Performance-based budgeting menetapkan tujuan atau sekumpulan tujuan yang akan dikaitkan dengan atau yang digunakan untuk mengalokasikan pengeluaran uang.
    2. Performance-based budgeting menyediakan informasi dan data mengenai kinerja dan hasil yang telah dicapai sehingga memungkinkan dilakukan perbandingan antara kemajuan yang aktual dengan yang direncanakan.
    3. Dalam penyusunan anggaran penyesuaian terhadap program dilakukan untuk menutup setiap perbedaan yang terjadi antara target kinerja dan kinerja aktual.
    4. Performance-based budgeting memberi peluang untuk dilakukannya evaluasi kinerja secara regular atau ad hoc yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan.
    Lebih lanjut Robinson dan Last (2009) menyatakan penganggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting) hanya dapat berhasil jika setiap satuan kerja yang melakukan pengeluaran anggaran (spending agency) diharuskan untuk:
    1. secara eksplisit mendefinisikan outcome yang pelayanannya diberikan kepada masyarakat, dan
    2. menyediakan indikator kinerja kunci untuk mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanannya untuk menteri keuangan dan pembuat keputusan politik kunci selama proses penyusunan anggaran.
    Program budget mengklasifikasikan pengeluaran anggaran berdasarkan jenis pelayanan dan tujuan, bukan berdasarkan jenis input (gaji, bahan, perjalanan dinas dan sebagainya) sebagaimana pada traditional line-item budgeting. Robinson dan Last (2009) menyatakan pada program budget proses penyusunan anggaran harus berdasarkan pada program (program based) yaitu satuan kerja harus mengajukan dan menyajikan anggarannya dalam bentuk program dengan didukung biaya dan informasi kinerja. Senada dengan Robinson dan Last, Shah dan Shen (2007) menyatakan bahwa bertentangan dengan line-item budgeting, performance budgeting menerapkan alokasi lumpsum untuk program-program bukan klasifikasi line item secara rinci (detailed line item classification). Terkait dengan ini, Rubin (2007) mengemukakan bahwa output model budgeting mengasumsikan bahwa manajer atau pelaksana anggaran akan menggunakan sumber daya yang mereka akan diminta bertanggung jawab bukan atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan item-item pengeluaran yang dilakukan, melainkan atas kuantitas dan kualitas hasil yang dijanjikan dari paket sumber daya yang dialokasikan bagi mereka dalam anggaran. Pelaksanaan anggaran membutuhkan adanya fleksibilitas input dimana pejabat pelaksana anggaran harus diberi fleksibilitas yang lebih besar untuk memilih belanja-belanja yang dilakukannya untuk menghasilkan pelayanan dengan cara yang paling efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi sejumlah batasan yang harus diikuti pada pengeluaran anggaran berdasarkan klasifikasi ekonomi (line item) pada traditional budgeting. Dibandingkan dengan traditional line-item budgeting, performance budgeting membenarkan untuk melakukan penggunaan sumber daya fiskal secara lebih fleksibel dan meningkatkan akuntabilitas terhadap hasil. Shah dan Shen (2007) menyatakan performance budgeting meningkatkan fleksibilitas manajerial dengan memberi manajer departemen atau program alokasi lumpsum tetap (fixed lumpsum allocation) yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan untuk mencapai hasil yang sudah disetujui dalam pemberian pelayanan. Manajer publik menikmati peningkatan diskresi manajerial tapi diwajibkan bertanggung jawab atas apa yang mereka capai dalam kinerja pemberian pelayanan. Namun, kedua persyaratan ini belum diakomodir oleh peraturan perundang-undangan di Indonesia, terutama untuk penyusunan anggaran pemerintah daerah. Struktur anggaran yang digunakan dalam penyusunan APBD masih menggunakan 12
    Struktur line-item budgeting di mana anggaran disusun menurut klasifikasi belanja sampai dengan rincian objek belanja. Hal ini berimplikasi pada control yang ketat terhadap input yang mengakibatkan kurangnya fleksibilitas bagi manajer (pengguna anggaran) dalam menggunakan anggarannya. Dengan demikian, ketentuan mengenai pengeluran anggaran yang diatur dalam peraturan perundangan yang ada belum mendukung fleksibilitas pengeluaran anggaran oleh pengguna anggaran sebagai pejabat yang mempunyai otoritas dalam melaksanakan pengeluaran anggaran.

    E.     Program Penyusun Anggaran
    Semakin berkembangannya IPTEK semakin berkembangnya juga sistem pemprogaman, tidak menutup kemungkinan bila menusun anggaran mengikuti perkembangan sehingga terciptalah sistem pemprograman untuk mempermudah dalam penyusunan anggran.Sebagai sebuah sistem yang dibangun berdasarkan OLAP maka kegiatan perancangan Aplikasi Sistem Penyusunan Anggaran terdiri dari dua kegiatan utama yaitu:
    a.       Pembangunan Model Sistem
    b.      Pengembangan User Interface Sistem.

    Kegiatan Pembangunan Model pada prinsipnya adalah mengembangkan struktur multidimensional database beserta dengan algortima keuangan yang diperlukan dalam proses penyusunan anggaran. User Interface System adalah sarana bagi user untuk melakukan interaksi dengan sistem dan dapat merupakan sebuah Aplikasi Web atau Client-Server. Aplikasi Web dapat dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman web seperti ASP atau Third Party Tools yang telah tersedia sedangkan Aplikasi Client Server yang dapat dikembangkan dengan bahasa pemorgraman seperti Visual Basic, C++, atau Java. User Interface yang dibangun bagi aplikasi penyusunan anggaran harus mampu mengakomodasi kegiatan-kegiatan dalam penyusunan anggaran seperti submission proses, approval, comparison, dan kolaborasi.
    Pengembangan Aplikasi Sistem Penyusunan Anggaran ini diharapkan dapat membantu mempercepat proses penyusunan anggaran dan juga meningkatkan kemampuan analisa kinerja perusahaan dengan lebih baik.
    Kegiatan utama dalam pengembangan Aplikasi Sistem Penyusunan Anggaran adalahpembangunan Model Sistem dan pembangunan User-interface Sistem yang meliputi kegiatan penentuan dimensi dalam sebuah database serta pembangunan view bagi user untuk melakukan entry data dan analisa anggaran.


    BAB III
    PENUTUP

    KESIMPULAN

                Dapat disimpulkan bahwa sangat diperlukakan mata kuliah ilmu alam dasar dijurusan  akuntansi sebagai penunjang dimasa depan saat menjadi seorang akuntan terutama dalam penyusunan laporan, ilmu alam dasar memberikn wawasan terkait lingkungan dan alam sekitar bahwa manusia tidak hanya memanfaatkan lingkungan untuk memperoleh keuntungan, manusia juga perlu melestarikan lingkungan. Kaitannya dalam penyusunan anggaran seorang akuntan harus memiliki wawasan tentang lingkungan untuk membuat anggran itu sesuai dengan perkiraan yang sudah diaggarkan, untuk menilai kinerja akuntan dapat dilihat dengan bagaimana anggaran yang sudah disusun berjalan dengan baik sehingga dapat menghasilkan margin bagi perusahaa bukan kerugian, disilah letak kinerja akuntan dapat dinilai seberap abaiknya. Oleh karena itu penting bagi mahasiswa akuntansi yang nantinya menjadi akuntan perlu memiliki wawasan lingkungan.

                                                                                    Daftar Pustaka
    Anonim. 2012. Bedah Hukum Lingkungan Hidup, (online). (http://jujubandung.wordpress.com, diakses 18 Februari 2017 pukul 15.06).
    Anonim. Tanpa tahun. Memahami Penganggaran Berbasis Kinerja, (online).(www.setjen.kemenkue.go.id, diakses 18 Februari 2017 pukul 15.10).
    Anonim. 2013. Pengertian Anggaran Berbasis Kinerja, (online). (https://ikadekariyasa.wordpress.com,diakses 18 Februari 2017 pukul 14.25).
    Ekanata. 2006. “Teknologi dalam Sistem Perencanaan keuangan Perusahaan” Jurnal Sistem Informasi, (Online), Vol. IV No 17 Juni 2006  (http://journal.uii.ac.id/, diunduh 18 Februari 2016).
    Sugeng. 2013. Pengertian Akuntansi, (online). (www.ekoonomi.com, diakses 22 Februari 2017 pukul 11.20).
    Tim Fakultas Matematika dan IPA-UNESA.2016.Sains Dasar.Surabaya:Unipress.

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Accounting World

    Accounting World - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan